SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Rabu, 31 Agustus 2016

REFERENDUM TIMOR-TIMUR 1999 ADALAH "RANCANGAN ALLAH" - BUKAN RANCANGAN MAUN BOT XANANA GUSMAO



"Tanpa revolusi, sejarah baru tak akan pernah lahir. Sejarah sudah dimulai ketika belenggu perbudakan dipatahkan. Revolusi merupkan hancurnya penindasan ketika jiwa-jiwa sudah menemukan diri, bahkan sebelum menyadarinya" (Moses Hes; Sosialis Jerman Pra Marxis, 1812-1875).


Sejumlah sahabat (mungkin sekedar iseng), setelah membaca artikel kemarin (edisi 30 Agustus 2016), menanyakan begini;
"Mengapa bukan nama Jose Alexandre Gusmão yang dipilih ALLAH sebagai "Simbol Kemenangan Referendum Timor-Timur 1999?"
Jawabanku sederhana sekali; "Karena Referendum Timor-Timur 1999 bukan merupakan hasil rancangan Maun Bot Jose Alexandre Gusmão (JAG), melainkan rancangan ALLAH".
Kalau kemudian namaku ABM (Antoninho Benjamim Monteiro), yang dipilih ALLAH sebagai simbol kemenangan Referendum Timor-Timur 1999, itu adalah "hak prerogatif ALLAH. Bukan saya yang meminta agar namaku yang harus ditetapkan ALLAH sebagai simbol kemenangan Referendum Timor-Timur 1999.
Ketika saya harus kembali dari Timor-Leste tahun 2003 untuk memulai menjalani "Puasa VVV" hingga deitk ini (sudah 13 tahun berjalan), di mana saya tidak boleh makan daging, tidak boleh menyentuh wanita (alias tidak melakukan relasi sexual), 3 hari makan satu kali, tidak boleh melayat orang mati, walau orang tua sekalipun, tidak boleh menyaringkan suara kecuali dalam situasi-situasi khusus, dan seterunsya, semuanya berhubungan erat dengan keputusan ALLAH memilih namaku sebagai "simbol kemenangan Referendum 1999 yang memunculkan "bilangan 78,5.

NAMA "ABM" ITU ASLI ATAU NAMA PALSU?
Ada lagi sahabat yang bertanya;
"Apakah nama ABM itu adalah "nama asli?" Pertanyaan ini muncul, mungkin ada yang mengira saya sengaja mencocok-cocokkan nama agar terlihat sinkron dengan hasil Referendum yang dimumkan pada 4 September 1999 (78,5%).
Kalau saya boleh jujur, secara resmi orang tua memilih nama ABM (Antoninho Benjamim Monteiro) ini untuk saya gunakan, dimulai ketika saya memasuki SMP Katolik Paulus VI Dili.
Soalnya saat itu saya memasuki SMP Katolik Paulus VI Dili, tanpa menggunakan Ijasah SD. Saya kagak memiliki Ijasah SD karena begitu naik ke kelas V SD Negeri WIJAYA Atsabe, saya pindah ke Dili, langsung lompat satu tingkat masuk Kelas VI di SD VIII Dili (yang saat itu Kepala Sekolahnya adalah Dona Maria Quintão).
Hanya bertahan sebulan di sana, saya lompat masuk SMP Katolik Paulus VI Dili. Lompatnya jauh amat. Makanya di SMP saat itu, saya biasa dipanggil dengan sebutan; "Putu meia f?d?".
Tidak enaknya jadi "anak kecil", saya sering dibully oleh mereka yang berbadan besar (disuruh beli'in karmelu/es batangan, beli'in rokok, dorongin sepeda mereka di belakang sekolah saat mereka datang terlambat, demikian dan seterusnya).
Tapi enaknya adalah; tidak jarang, siswi-siswinya suka "memangku saya". Salah satu siswi yang suka memangku saya, namanya (mana) "Margarida". Kalau saya tidak dipangku, maka saat ujian, saya kagak bakalan kasih jawaban. Tapi karena masih polos dan lugu, maka walau dipangku, rasanya biasa saja, hambar (coba kalau sekarang mereka kembali pangku saya, dijamin pasti lebih hambar lagi, karena masa-masa keindahan mereka sudah pada berlalu).
Jika ada yang bertanya;
Kenapa bisa melompat begitu jauh? Ya itulah yang disebut; "Penyelenggaraan Ilahi". Kalau ALLAH sudah menghendaki, apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi ALLAH.
Ketika masuk Smansa (SMA Negeri I) Dili, saya tetap menggunakan tiga nama ini. Kemudian tamat dari Smansa Dili, saya berhasil lulus di dua jalur sekaligus; yaitu lulus melalui Sipenmaru (Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru) di Fakultas Teknik Sipil Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Jawa Timur untuk Jenjang S1, dan juga lulus di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana (Unud), melalui Jalur "Seleksi Daerah".
Dan saat itu saya masih tetap menggunakan 3 nama ini (Antoninho Benjamim Monteiro). Kemudian saya memutuskan meninggalkan Unibraw, pindah ke Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dan masih tetap menggunakan tiga nama ini (ABM).
Jadi tiga nama ini (Antoninho Benjamim Monteiro) adalah "nama asli" saya. Bukan nama "bo'ong-bo'ongan", hanya karena saya ingin mencocok-cocokkannya dengan hasil Referendum 1999 (78,5).
Anda boleh check di arsip yang ada di Fakultas Teknik Sipil Unibraw Malang Jawa Timur, maupun check di arsip Fakultas Kedokteran Unud. Dijamin, Anda hanya akan menemukan 3 nama ini (Antoninho Benjamim Monteiro) di sana. Kagak ada nama lain.
Kalau pun Anda pernah mendengar atau melihat ada nama lain di luar tiga nama itu, maka itu adalah nama "ambal-ambal" yang sengaja saya "nambah-nambahin", buat bahan "penelitianku".

MENGENAI NAMA "MANUMEAN".
Ada sejumlah sahabat menanyakan riwayat (asal-usul) nama MANUMEAN. Nama ini (Manumean) secara etimologis (akar kata) berasal dari Bahasa Tetun (Bahasa Persatuan Timor Leste), yang artinya; "ayam jantan merah".
Awal mula munculnya nama ini, gara-gara kejadian berikut;
Pada suatu hari, saya berkumpul bersama "Kalangan Pendiri Renetil". Saya ingatnya 20 Juni 1988. Namun rekan-rekan Renetil "menyanggah" dan mengatakan bahwa itu terjadi berkaitan erat dengan sebuah dokumen yang dirancang Maun Bot JAG tertanggal; 5 Oktober 1989. Ya sudah, kagak apa-apa. Sanggahannya diterima.
Saat itu, kami berkumpul di Jl. Pulau Ambon nomor; 51 Sanglah Denpasar. Dan malam itu, dalam keadaan sedikit mabuk (karena saya ditodong untuk harus minum "arak"), saya membaca sebuah dokumen yang disodorkan ke saya.
Konon dokumen itu adalah hasil pemikiran-konsep(si) mengenai "Plano da Paz", yang dirancang "Maun Bot JAG".
Dalam dokumen tersebut, Maun Bot JAG merancang bahwa Indonesia bersama Portugal dengan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), wajib duduk bersama untuk mempersiapkan suatu Kemerdekan Timor-Timur melalui suatu proses damai yang harus terwujud di tahun "2015".
Nah, begitu membaca dalam dokumen tersebut, di mana tertulis rancangan "Kemerdekaan Timor Leste" akan dicapai pada tahun 2015 versi Maun Bot JAG, maka malam itu juga, di hadapan rekan-rekan Renetil, saya yang dalam keadaan "teler", sambil muntah-muntah (sebagian isi muntahku mengotori dokumen tersbeut), berkata sebagai-berikut;
=================================================
"TUAN TANAH Timor-Timur berkata kepada saya bahwa Timor-Timur akan berpisah dengan Indonesia pada tahun 1999".
=================================================
Mendengar kata-kata saya yang saya ucapkan dalam keadaan "mabuk", ada yang percaya, ada yang mentertawain dan sama sekali tidak percaya, dan hanya dianggap sebagai "ocehan orang mabuk".
Akhirnya malam itu juga dua senior Pendiri Renetil, yaitu; Prof. Rama Metan (saat ini menjabat sebagai Rektor Unpaz) dan Almarhum Maun Bot La Sama (Wakil Perdana Menteri Timor Leste VI Governo) langsung "membaptis" namaku dengan nama; MANUMEAN.
Malam penuh kenangan itu, kedua tokoh Renetil ini bersumpah, sambil menepuk-nepuk tanah dengan berkata;
=================================================
"Malam ini juga, di tempat ini, kami berdua (Rama Metan dan La Sama) mewakili seluruh Roh Leluhur Orang Timor-Timur yang telah meninggal semenjak dahulu kala hingga saat ini, membaptis kamu dengan nama MANUMEAN".
"Arti nama itu adalah; Kalau sampai tahun 1999 berakhir, Timor-Timur belum juga berpisah dengan Indonesia, maka kamu wajib menyembelih "seekor manumean" di tempat ini untuk membersihkan muntahmu yang telah mengotori "Dokumen Suci" (Documento Sagrado) dari Maun Bot Kay Rala Xanana Gusmão dalam keduduaknnya sebagai "Comando Supremo da Luta = Komando Perlawanan Tertinggi)".
"Tapi kalau ternyata kata-katamu itu terbukti, dan Timor-Timur benar-benar berpisah dengan Indonesia di tahun 1999, maka kami semua yang hadir di sini "BERSUMPAH" akan menyembelih sejumlah ayam jantan merah di tempat kamu muntah ini untuk membayar "nazar" kami. Mau ribuan ekor yam sekalipun, kami sanggup".
==============================================
Dalam keadaan mabuk, saya menerima "tantangan mereka". Kami kemudian "bersalaman" dan sama-sama berikrar untuk akan harus "membayar nazar" kami, sesuai fakta yang akan terjadi di tahun 1999. Dan semenjak saat itulah, nama MANUMEAN mulai dikenal di Kalangan Renetil hingga detik ini.

MANUSIA SUKA SEKALI INGKAR JANJI
Ternyata apa yang terjadi? Setelah Referendum 1999 dan Timor-Timur benar-benar keluar dari bingkai NKRI, mereka semua melupakan "SUMPAH & JANJI" mereka. Jangankan "ribuan ayam jantan merah". Seekor sekalipun tidak pernah disembelih.
Saya berusaha berkali-kali mengingatkan mereka untuk "halo tuir tiha" (membayar nazar). Tapi tidak diindahkan sama sekali. Malah saya mendapat "stigma" sebagai "orang gila".
BERTEMU MAUN BOT LA SAMA DI HARI MANUMEAN
Bahkan pada tanggal 13 Desember tahun 2005 (yang adalah Tahun AYAM), saat Almarhum Maun Bot Fernando La Sama de Araujo kembali dari lawatannya dari Amerika dan menemui saya di kos lalu mengajak saya ke Hotel All Season Legian Kuta Bali, ketika kami berdua "ngobrol" di tepi kolam, saya kembali mengingatkan Beliau tentang isu ini. Namun hanya ditanggapi dengan senyman kecil.
Saya percaya sekali bahwa pertemuan saya dan Maun Bot La Sama di Bali, yang berlangsung pada "bilangan 13, bulan Desember, tahun AYAM (2005), bukan sekedar satu kebetulan belaka.
Sebagai bukti, coba Anda hitung sendiri dari tanggal 1 Januari 2005 sampai tanggal 13 Desember 2005. Pasti, tanggal 13 Desember 2005, akan jatuh tepat pada hitungan ke-347".
Setelah itu silahkan konversikan frasa MANUMEAN ke dalam Bilangan Pythagoras. Dijamin, hasil konversi Anda pasti akan menghasilkan bilangan "347" yang merupakan Bilangan MANUMEAN (M=30, A=1, N=40, U=200, M=30, E=5, A=1, N=40. Total 30+1+40+200+30+5+1+40 = 347).
Ini artinya bahwa pertemuan saya dengan Maun Bot La Sama, pada tanggal 13 Desember Tahun AYAM (2005) di Bali, terjadi karena "ada satu kekuatan "Supra-Natural" yang mengaturnya.
Dan saya percaya bahwa "Tanah Bali" (yang jika disimak baik-baik bentuk topografinya persis AYAM POTONG), memiliki kekuatan khusus yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, karena;
"Di Bali ada TANAH LOT". Dan berdasarkan Kitab Suci Kristen, LOT adalah "Leluhur Raja SULAIMAN alias Raja SALOMO yang merupakan Anak Kandung Raja Daud - Pendiri Bangsa Israel" (Bangsa Yahudi).

SIAPAKAH TUAN TANAH TIMOR LESTE?
Dulu ketika saya mengatakan kepada Kalangan Renetil; "TUAN TANAH Timor-Timur berkata kepadaku bahwa Timor-Timur akan berpisah dengan Indonesia di tahun 1999", mereka bertanya; "Siapa Tuan Tanah Timor-Timur?"
Sampai detik ini, saya belum mau (bukan tidak mau) mengatakannya. Kita tunggu saja, setelah AIR LAUT menggenangi Kota Dili di "Tahun AYAM 2017", baru saya berkisah; "Siapa Tuan Tanah Timor Leste?".
Untuk sementara ini, sebagai "Peneliti Ilmu Bilangan", saya mengadopsi "Teori Gematria", milik Orang Ibrani, hanya mau membuktikan bahwa "Bilangan itu tidak pernah memobohongi manusia".
Coba Anda lafalkan tahun 1999 dengan Bahasa Indonesia menjadi; SATU SEMBILAN SEMBILAN SEMBILAN. Lalu konversikan semua huruf dalam kalimat; SATU SEMBILAN SEMBILAN SEMBILAN, ke dalam "Bilangan Latin". Dijamin hasilnya = 286.

Dari fakta sederhana di atas, yang mana namaku Antoninho Benjamim Monteiro, memiliki nilai numerik yang sama dengan nilai numerik tahun "1999", maka pertanyaan menggelitiknya adalah;

"Apakah saat memilihkan nama itu buat saya, apakah Orang Tua saya harus cakar-cakar dulu bahwa nama; Antoninho Benjamim Monteiro itu nilai numeriknya sama dengan tanhn "1999", agar dengan demikian, Referendum Timor-Timur harus dilakukan tahun 1999, dan hasil Referendum yang harus muncul, nilainya juga harus sama dengan namaku Antoninho Benjamim Monteiro, yakni; 78,5?"

Jika hal itu tidak pernah terlintas dalam benak Orang Tua saya ketika memilihkan nama Antoninho Benjamim Monteiro, lalu kira-kira "Siapakah" yang telah memberikan inspirasi kepada Orang Tua saya untuk harus memilihkan tiga nama itu buat saya?"
Karena ada 3 item (unik) yang sama-sama menghasilkan "Bilangan Mistik 286". Ketiga item itu adalah;
(1). Antoninho Benjamim Monteiro = 286
(2). Tujuh Puluh Delapan Koma Lima = 286
(3). Satu Sembilan Sembilan Sembilan = 286.
Dari pembuktian sederhana di atas, tampak bahwa ada hubungan erat antara namaku (Antoninho Benjamim Monteiro) dengan tahun 1999 dan hasil Referendum yang juga diumumkan di tahun 1999 dengan persentase; 78,5. Ini aneh namun nyata. Benar-benar nyata. Bukan "teori ambal-ambal".
Dari data dan fakta di atas; "Apakah ada yang menganggap ini semua terjadi karena sekedar berlakunya Teori Co-Insidensi (faktor kebetulan)??? Silahkan berpendapat sebebas mungkin. Tidak ada undang-undang yang melarang Anda untuk berpendapat.
Namun apapun pendapat Anda, jangan lupa untuk meneruskan melakoni 3B (Berdoa, Bertobat & Bertirakat), sambil menanti "kunjungan AIR LAUT" di Kota Dili, di Tahun AYAM 2017.
Karena berdasarkan hasil Euro Cup 2016 di Perancis, di mana di babak final, muncul pola(risasi) Bilangan "195", maka dapastikan bahwa; 99,99% AIR LAUT akan benar-benar mengunjungi Kota Dili setelah terjadinya "gempa dahsyat" yang menimbulkan "tsunami" yang akan membawa AIR LAUT menggenangi Kota Dili.
Bagi mereka yang mau meninggalkan Dili untuk menyingkir ke wilayah yang lebih aman, silahkan. Sementara bagi mereka yang mau bertahan di Dili, juga silahkan. Hidup ini adalah pilihan. Anda bebas memilih yang terbaik untuk Anda dan Keluarga.
Kalau AIR LAUT tidak mengunjungi Kota Dili di Tahun AYAM 2017, bagaimana kita bisa menemukan jawaban di balik pertanyaan;
(1). Siapakah Tuan Tanah Timor-Timur?
(2). Mengapa nama ABM (Antoninho Benjamim Monteiro) dipilih ALLAH sebagai "Simbol Kemenangan Referendum 1999?"
(3). Mengapa Prof. Rama Metan dan Maun Bot La Sama harus membaptis namaku menjadi MANUMEAN. Mengapa bukan nama lain yang seharunsya mereka pilih untuk disematkan kepadaku?
Agar tulisan ini tidak menimbulkan salah faham (salah tafisr), maka kiranya saya wajib menggaris-bawahi, bahwa yang saya maksudkan dengan; “Referendum Timor-Timur 1999 adalah bukan hasil rancangan JAG, melainkan “hasil rancangan ALLAH”, karena Referendum tersebut terjadi di tahun 1999. Bukan terjadi di tahun 2015.
Seandainya Referendum tersebut berlangsungnya di tahun 2015, sebagaimana rancangan Maun Bot JAG melalui apa yang disebut "Pano da Paz" tertanggal 5 Oktober 1989, maka saya tidak mungkin akan mengatakan bahwa Referendum Timor-Timur, bukan hasil rancangan Maun Bot JAG.
Alkitab mencatat Firman TUHAN;
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu 1 , dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yesaya; 58:8).
Belun sira imajina tok. Karik Referendo Timor Leste 1999 ne, Maun Bot JAG mak dezenha (design) mak Maun Bot JAG opta (hili) fali hau nia naran ABM (Antoninho Benjamim Monteiro) nudar "Simbolu Vitoria Referendo 1999", ne manu nehan la moris kedan ka?"



====================================
Seorang Filsuf masa lalu bernama Livius menggunakan Bahasa Latin berkata begini; "Veritatem labore nimis saepe...exstingui numquam, yang artinya; "Kebenaran sering dikorbankan, tetapi ia tidak pernah mati"
===================================
Semoga catatan ini bermanfaat.
Salam "Dua Hati" dari "Bukit Sulaiman".
TUHAN YESUS memberkati
Bunda Maria merestui
Santo Yosef melindungi kita semua (hitam & putih). Amin.

Tidak ada komentar: