SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Senin, 22 Agustus 2016

ADA PESAN ILAHI DI BALIK KEMATIAN PRESIDEN PARTAI DEMOKRAT (bagian: 2)




PD memilih jadi "Putri Duyung" " atau "Putra Daud"?


Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan (Yesaya; 48:10)


Hari ini 22 Agustus 2016, saya memenuhi janji saya seperti telah saya sampaikan dalam artikel sebelumnya, bahwa hari ini, 22 Agustus 2016, saya akan meneruskan bagian kedua artikel ini, yang khusus berbicara mengenai "nasib PD", terutama dalam kapasitasku sebagai seorang "mistikus", bukan sebagai "politikus".
Berdasarkan Liturgis Gereja Katolik Roma, hari ini, 22 Agustus 2016, dirayakan sebagai “Hari Raya Bunda Maria menjadi Ratu”.
Thema utama yang akan saya angkat pada hari raya Bunda Maria menjadi Ratu ini adalah; NAMAKU RIO.
Rakyat Timor Leste, khususnya masyarakat Kota Dili, jangan menganggap remeh terhadap thema ini (Namaku RIO), karena thema ini berhubungan erat dengan ”Air LAUT” yang akan mengunjungi Kota Dili di tahun 2017.
Dalam Bahasa Portugis, RIO artinya SUNGAI. Dalam Bahasa Tetun, RIO artinya "MOTA". Lalu apa hubungannya RIO dengan "kunjungan Air LAUT" di Kota Dili tahun 2017?
Jawabannya sederhana. Bukankah semua RIO (Sungai alias Mota) di bumi ini, dari pegunungan manapun RIO itu berasal, akan selalu bermuara di LAUT? Dengan demikian, baik secara harfiah, maupun secara "filosofis", selalu ada hubungan erat antara RIO dan LAUT.
Maka semua orang Timor Leste, terutama masyarakat Kota Dili, teruslah lakukan 3B (Berdoa, Bertobat & Bertirakat) sambil menanti tahun 2017 yang hanya tinggal 4 bulan lagi. Menurut rahasia yang saya ketahui, tahun 2017 adalah tahun yang penuh drama.

SAYA HANYA MENTAATI PERINTAH BUNDA PERAWAN MARIA
Sebagaimana telah saya kisahkan melalui sebuah makalah tebal (77 halaman/11 bab) yang diedarkan sejak Februari 2009, berjudul;
XANANA WITHOUT BANANA IS FACELESS
BANANA WITHOUT XANANA IS LANDLESS
Dalam makalah tersebut saya telah berkisah;
Tanggal 15 Agustus 2003, yang dikenal sebagai "Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga", Bunda Maria menampakkan dirinya dalam mimpiku dan memberikan bilangan triple cantik; "888"
Kisah misteri mengenai Bunda Maria memberi saya angka cantik "888" bisa juga dibaca di seri ke-8 artikel berjudul;
PRESIDEN TAUR MATAN RUAK TINGGAL MEMILIH; DIANTARA TAPAK KAKI SULAIMAN ATAU BANGSA TERKUTUK.
Setelah kejadian aneh tersebut, keesokan harinya, Sabat, 16 Agustus 2003, saya meninggalkan Dili menuju Denpasar.
Tanggal 22 Agustus 2003, dini hari, Bunda Maria kembali menampakkan dirinya dalam mimpiku dan memintaku untuk hari itu juga, 22 Agustus 2003, mencetak label namaku dengan nama; RIO.
Berdasarkan permintaan Bunda Maria dalam mimpiku, maka hari itu juga, 22 Agustus 2003, sore hari, saya pergi ke kawasan Pertokoan di Grand Sudirman yang ada di wilayah Sanglah Denpasar.
Di sana, di salah satu toko, saya memesan label nama RIO yang harus saya gunakan di "Jas Lab Dokter Muda" selama menjalani praktek di RSUP Sanglah Denpasar.
Setelah menerima nama RIO, saya menuju Super Market Alfa, yang terletak di Jl. Diponegoro Sanglah (saat ini Alfa sudah tidak ada lagi). Di Alfa saya membeli sebuah topi Jerman (ada hubungan erat dengan munculnya Paus ke-8 dari Jerman di kemudian hari/Paus Benediktus XVI yang merupakan Paus ke-8 asal Jerman).
Saat akan meninggalkan Alfa, di pelataran parkir, tiba-tiba saya mendengar seseorang menerikakkan sebuah nama aneh;
"Haaiii....ULAR HIJAU....!!!"
Saya kaget mendengar nama itu. Tanpa sadar, saya menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Ternyata suara itu milik Pak NYOMAN, yang tinggal di Gang Marmut Sanglah Denpasar.
Beliau dulu Staf di Universitas Udayana/Unud, yang pada jaman Reformasi, setelah Presiden Soeharto lengser, terpilih sebagai Anggota DPRD Bali dari Fraksi PDI-P.
Pak Nyoman berjalan menghampiri saya. Kami berjabatan tangan dan ngobrol ngalor ngidul. Beliau menanyakan;
"Di mana Alex, Alcino dan Cirilio? Saya jawab sekenanya;
"Mereka sudah jadi bos semua di Timor Leste.
Yang dimaksud "Alex" adalah; Maun Bot Alexandre Corte Real (mantan Komisaris Funsaun Publica). Sementara "Alcino" yang dimaksudkan adalah Maun Bot Alcino De Araujo Barris, mantan Wakil Menteri Dalam Negeri, yang baru saja terpilih sebagai Ketua CNE (Ketua Komisi Nasional Pemilihan Umum) untuk Pemilu 2017.
Sementara yang dimaksud dengan "Cirilio" adalah Maun Bot Cirilio Cristovão, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Timor Leste.
Pak Nyoman adalah berteman sangat akrab dengan Mahasiswa Timor Leste yang dulu melanjutkan studi di Bali (semoga Beliau ikut membaca artikel ini).
Dulu kami sama-sama bermain bola kaki setiap sore di Gang Marmut. Kebetulan ketiga "Maun Bot" yang saya sebutkan di atas, tinggal di dekat rumah Pak Nyoman (sama-sama di Gang Marmut).
Selama "ngobrol" dengan Pak Nyoman, Beliau kembali membicarakan "sumpahku" (Sumpah Ular Kuning), untuk melengserkan Pak Harto dalam waktu 5 hari.
Hari Sabt, tanggal 16 Mei 1998, saya mengikrarkan "Sumpah Ular Kuning" sebagai bagian akhir dari pidatoku bertajuk; "Misteri Super Sumer". Setelah genap 5 hari, Kamis, 21 Mei 1998, Presiden Soeharto benar-benar lengser.
Saat itu saya tidak tahu kalau Pak Nyoman berada di antara ribuan audience, terutama Kalangan Akademisi yang ikut menjadi "saksi" atas "pidatoku dan sumpahku yang terdengar aneh.
Setelah kami ngobrol sekitar 20 menit, kami berpisah. Dalam perjalanan pulang, sambil memakai topi Jerman yang baru saja saya beli di Alfa, saya bertanya-tanya dalam hati;
"Dulu saya mempkernalkan diri sebagai ULAR KUNING dari Bukit Sio(n). Tapi kenapa kok Pak Nyoman ingatnya ULAR HIJAU? Apa karena ULAR KUNING telah berganti kulitnya menjadi HIJAU?"


NAMA RIO JADI BAHAN OLOK-OLOK MAUN BOT LA SAMA
Pada suatu hari, di tanggal 13 Desember 2005, sore hari sekitar pukul 4, seseorang mengetuk pintu kamar kosku. Saat itu saya masih kos di Jalan Pulau Sebatik no. 15 Sanglah Denpasar.
Begitu saya membuka pintu, ternyata Maun Bot Fernando La Sama de Araujo sedang berdiri tepat di pintu.
Sambil tersenyum Beliau berkata; "Diak ka lae?" (Apa khabar?). Tokoh yang saat itu menjabat sebagai Presiden Pártido Democrático ini mengulurkan tangannya, kami bersalaman.
Setelah bersalaman, Beliau langsung berkata; "Hatais agora ita lao lai" (Segera berpakaian kita "hang out" dulu).
Sambil Beliau menunggu, saya cepat-cepat mandi kemudian bersama tokoh yang di kemudian hari menjabat sebagai Presiden Parlamen Nasional Timor Leste ini keluar menuju mobil.
Rupanya saya dibawa menuju Hotel ALL SEASON di Legian Kuta. Tapi sebelum menuju Hotel, kami berbelanja dulu di Matahari Square Kuta (tentunya yang berbelanja adalah Maun Bot La Sama, bukan saya).
Saat itu Beliau baru kembali dari lawatannya ke Amerika. Selama dalam perjalanan dari Sanglah menuju Kuta, saya benar-benar menjadi bahan tertawaan Maun Bot La Sama.
Yang jadi bahan olok-olok hanya gara-gara namaku berubah menjadi "RIO". Rupanya Beliau saat itu telah mendengar cerita dari seseorang mengenai namaku yang berubah menjadi "RIO".
Mantan Wakil Perdana Menteri Timor Leste pada V Governo itu, sambil tertawa melirik dr. Domingos Alves, berkata;
"Balu-balu kal fila mai Bali tauk Militar Indoensia atu kaer lori ba han bubur kacang hijau iha Wisma Bayu, naran troka tiha fali ba RIO".
Saya hanya tersenyum kecut mendengarnya. Dalam hati saya bergumam;
“Ini pasti pekerjaan seniroku dr. Domingos Alves yang telah bercerita tentang namaku Antoninho Benjamim Monteiro yang telah berubah menjadi RIO.

BERTEMU MANA MIZÉ MOTA DI MATAHARI SQUARE
Setelah selesai berbelanja di Matahari Square, kami menuju hotel All Season. Saat akan meninggalkan Matahari Square, kami sempat bertemu Mana "Mizé Mota".
Saya tidak tahu kenapa hari itu kami harus bertemu seorang wanita berdarah campuran Timor Portugis bernama MOTA (Sungai)?
Saya percaya bahwa itu semua adalah "rancangan ALLAH", untuk mengingatkan semua orang bahwa ketika "Bunda Maria" meminta saya menggunakan nama RIO selama menjalani praktek sebagai "Dokter Muda" di RSUP Sanglah, bukan sekedar sebuah lelucon kosong yang datangnya dari "Langit ke-7".
Sekali lagi, Namaku RIO berhubungan erat dengan "drama besar" yang akan terjadi di kemudian hari.
Sebagaimana saya sudah berkali-kali menuliskan dalam sejumlah artikel saya, khususnya mengenai "hierarki rasa takut", bahwa saya sangat takut terhadap Bunda Suci Perawan Maria.
Maka saya akan taat dan patuh total terhadap setiap permintaan Bunda Maria. Termasuk saya tidak menganggap remeh "pesan Bunda Maria" ketika Wanita Suci berdarah Ibrani itu memintaku harus menggunakan nama RIO. Kalau tidak karena pesan Bunda Maria, buat apa saya menggunakan nama RIO.
Apalagi dari segi numerologis (Bilangan Latin), nama RIO memiliki nilai numerik yang sama dengan nama MARIA dan CAWAN, yaitu sama-sama menghasilkan "Bilangan 42".
MARIA = 42
RIO = 42
CAWAN = 42

TERMINOLGI PUTERI DUYUNG & PUTERA DAUD BERAWAL DARI KOLAM RENANG YANG ADA DI HOTEL ALL SEASON
Selama berada di Hotel All Season, di sana kami ngobrol sampai pagi. Saat itu Mahasiswa Timor Leste di Bali yang hadir di sana adalah; Antoninho Benjamim Monteiro, seniorku dr. Domingos Alves, Sdr. Ricky de Araujo dan Sdr.Francisco Jmf Belo.
Malam itu kami mengobrol di tepi kolam renang sampai pagi hari sambil minum dan makan cemilan. Kolam renang yang ada di Hotel All Season, sengaja saya lampirkan dalam artikel ini.
Dalam judul utama artikel berseri ini saya sengaja menyisipkan dua frasa berbunyi; PUTERI DUYUNG dan PUTERA DAUD, sebenarnya terinspirasi dari pertemuanku dengan Maun Bot La Sama saat itu (13 Desember 2005).
Saya tidak tahu, mengapa kami harus bertemu di "Bilangan 13". Bilangan 13 yang saya maksudkan di sini adalah "tanggal 13" (Desember 2005).
Jika ada yang mau melakukan cross-check, silahkan kontak Staf Hotel All Season Legian Kuta Bali dan menanyakan;
"Apakah benar, 13 Desember 2005, ada tamu bernama FERNANDO DE ARAUJO, check ini di Hotel All Season Legian Kuta Bali?"
Pertanyaan yang sebenarnya menarik perhatian saya adalah;
"Mengapa Maun Bot La Sama harus mendapatkan nomor urut 13 dalam Pilpres 2012? Sekedar kebetulankah? Atau berhubungan erat dengan sejumlah hal rahasia? Termasuk berhubungan erat dengan pertemuan kami di Bilangan 13 (Desember 2005) di Bali?"
Mengacu kepada kejadian tragis yang dialami Almarhum (mendapat serangan Stroke Haemorrhagic tanggal 1 Juni 2015 di Suai dan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili, tanggal 2 Juni 2015), saran saya, sebaiknya, di Pemilu mendatang, khususnya Pilpres (Pemilihan Presiden), jika calonnya berjumlah 13 orang atau lebih, sebaiknya jangan menyertakan nomor urut "13" (karma maut) dalam undian.
Nomor urut 13 yang dikenal dengan istilah; "Triskaidecaphobia" (Bahasa Yunani), sebaiknya dihilangkan saja pada setiap undian. Terutama undian nomor urut untuk Pilpres.
AKU MENGUJI ENGKADU DI DAPUR KESENGSARAAN
Seri kedua artikel ini yang mengangkat thema; "Namaku RIO", saya buka dengan kutipan Kitab Yesaya; 48:10, berbunyi;
===============================================
Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.
===============================================
Selama ini dalam sejumlah artikel sebelumnya, saya suka sekali menyisipkan ungkapan;
"Saya tiga hari makan satu kali. 
Bukan satu hari makan tiga kali".
Ungkapan di atas hanyalah untuk melukiskan "penderitaan" yang saya alami selama menjalani "Puasa VVV" yang telah berjalan selama "13 tahun" terakhir (dari 2003 hingga 2016 ini).
Karena saya memang benar-benar jarang makan selama menjalani Puasa VVV. Jadi bukan sekedar tidak makan daging doang. Saya sudah tidak makan daging selama 13 tahun (2003-2016).
Pada seri pertama artikel ini, saya menyampaikan di sana bahwa; jika rekan-rekan seperjuangan (sesama Pejuang Kemerdekaan Timor Leste) yang tergabung dalam tubuh PD yang selama ini mencari saya di Bali minta bertemu, bermaksud meminta saya untuk gabung ke PD, saya bersedia bergabung, tapi dengan 3 syarat, sebagaimana telah saya sampaikan di seri pertama.
Syarat Pertama; Cantumkan namaku di urutan nomor 5
Syarat Kedua; Lakukan Revitalisasi (disertai restrukturisasi)
Syarat Ketiga; Rombak Logo PD di bagian episentrum
Kalau 3 syarat di atas diterima, ya syukurlah. Puji TUHAN YESUS. Jika 3 syarat itu diterima, itu artinya selama 5 tahun (2017-2022) saya akan menduduki salah satu KURSI di Parlamen Nasional Timor Leste, pasca Pemilu Legislatif 2017.
Tapi jika 3 syarat itu ditolak, juga saya tetap bersyukur. Karena diterima atau ditolak, bagi saya, sami mawon; "nothing to lose".
Pertanyaan yang layak dibahas adalah;
"Mengapa saya meminta namaku, wajib hukumnya, harus dicantumkan di urutan ke-5 dalam daftar?"
"Mengapa seseorang yang tidak pernah aktif dalam kegiatan Partai, tidak ada badai (tidak ada angin, tidak ada hujan), tiba-tiba muncul kaya' siluman, dan meminta namanya harus ada di urutan 5 dalam daftar?"
Ada sejumlah kemungkinan sebagai penyebab;
Pertama; Orang tersebut adalah "orang gila"
Kedua; Orang tersebut "urat malunya sudah putus"
Ketiga; Orang tersebut termasuk "orang-orang ambisi(us)"
Keempat; Orang tersebut memiliki "obsesi abnormal"
Kelima; "Orang tersebut terlalu "Over Confidence"
Keenam; Orang tersebut "sedang memainkan sebuah "steganos"
Ketujuh; Silahkan Anda isi sendiri
Dari semua kemungkinan di atas, saya memilih kemungkinan ke-6 sebagai alasan rahasia. Belum saatnya berkisah. Karena orang bijak bilang; "Setiap kisah ada masanya. Setiap masa ada kisahnya".
"Secara moral maupun secara hukum, saya merasa tidak terikat untuk harus mematuhi hukum yang diciptakan oleh lembaga atau badan di mana tidak ada wakil-wakil yang memperjuangkan kepentingan saya" (H. Rap Brown; Pemimpin Kulit Hitam Amerika).
Sementara ini saja dulu yang bisa saya sampaikan.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Salam "Dua Hati" dari "Bukit Sulaiman".
TUHAN YESUS memberkati 
Bunda Maria merestui
Santo Yosef melindungi kita semua (hitam & putih). Amin.
BERSAMBUNG;

Tidak ada komentar: